Selasa, 14 Mei 2013

TEORI TINDAKAN KOMUNIKATIF 2 Kritik dan Rasio Fungsionalis



Judul : TEORI TINDAKAN KOMUNIKATIF 2 Kritik dan Rasio Fungsionalis
Judul asli: Theorie des Kommunikativen Handelns, Band II: Zur Kritik der funktionalistischen Vernunft
Penulis: Jürgen Habermas
Penerjemah: Nurhadi
Editor: Inyiak Ridwan Muzir
Penerbit : Kreasi Wacana
Tebal halaman: vi, 566 hlm., indeks
Ukuran buku: 15,5 x 24 cm
ISBN: 979-3722-80-0

Harga buku: Rp.56.000

 Pemesanan : sms 085878268031/ pin BB: 234FB00C/email : empuonline@gmail.com/twitter :@empuonline
Sinopsis :

SEBAGAI kelanjutan dari Teori Tindakan Komunikatif: Rasio dan Rasionalisasi Masyarakat, buku ini tidak lagi sekadar melakukan rekonstruksi historis terhadap teori-teori klasik tentang masyarakat, namun mengerucutkan analisisnya pada sebuah kesimpulan: modernitas telah gagal.
Kegagalan ini terjadi bukan karena rasionalisasi tidak bisa menjalankan fungsinya menjaga keterkaitan elemen kognitif-instrumental dengan elemen moral-praktis dan ekspresif dalam kehidupan, namun kegagalan lebih diakibatkan karena rasionalisasi tidak bisa mengembangkan dan melembagakan seluruh dimensi rasio yang berbeda-beda secara apik. Ketidakhadiran institusi-institusi pelindung ruang privat dan ruang publik dari kolonisasi sistem administratif ekonomi-politik membuat interaksi-interaksi yang terstruktur secara komunikatif makin terpinggirkan. Serangan terhadap infrastruktur komunikasi masyarakat menyiratkan ancaman yang lebih besar ketimbang ketergantungan pada negara-kesejahteraan kapitalisme maju. Karena dengan begitu, ranah tindakan komunikatif dijadikan sekadar instrumen yang melahirkan ketergantungan lebih parah. Makin besar desakan sistem menggempur ranah tindakan komunikatif, maka reproduksi kehidupan sosial pun akan semakin mandeg.
Habermas menawarkan Teori Tindakan Komunikatif dengan tujuan: pertama, mengembangkan rasionalitas yang tak lagi berpijak pada premis-premis subjektif filsafat dan teori-teori sosial modern, sebab premis-premis inilah yang menyebabkan terjajahnya dunia-kehidupan oleh rasio-instrumental. Kedua, mengkonstruksi konsep masyarakat dua-level yang mengintegrasikan dunia-kehidupan dengan paradigma sistem yang tak lain merupakan paradigma anak kandung modernitas. Terakhir, memetakan sebuah Teori Kritis tentang modernitas dengan membahas patologi-patologinya tanpa harus menampik proyek Pencerahan.
Itulah tawaran orisinal Habermas, seorang pemikir sosial utama Abad XX, yang dia paparkan dalam buku ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar