Minggu, 12 Mei 2013

CULTURAL STUDIES Teori dan Praktik


Judul : Cultural Studies Teori dan Praktik
Judul asli: Cultural Studies, Theory and Practice
Penulis: Chris Barker
Penerjemah: Nurhadi
Editor: Hadi Purwanto   
Tebal halaman: xxvi, 466 hlm., indeks
Ukuran buku: 15,5 x 24 cm
ISBN: 979-3722-02-9

Harga buku: Rp. 80.000

Pemesanan : sms 085878268031/ pin BB: 234FB00C/email : empuonline@gmail.com/twitter :@empuonline

Sinopsis

MESKI studi tentang kebudayaan telah berlangsung di berbagai disiplin akademis sosiologi, antropologi, sastra, dll dan meliputi konteks ruang geografis maupun institusional, namun ia bukanlah cultural studies. Cultural studies adalah suatu arena interdisipliner di mana perspektif dari disiplin yang berlainan secara selektif dapat diambil dalam rangka menguji hubungan antara kebudayaan dan kekuasaan, kebutuhan akan perubahan dan representasi atas kelompok-kelompok sosial yang terpinggirkan, khususnya kelas, gender dan ras (namun juga termasuk umur, kecacatan, nasionalitas, dll). Dengan demikian, cultural studies adalah satu teori yang dibangun oleh para pemikir yang memandang produksi pengetahuan teoretis sebagai praktik politik. Di sini, pengetahuan tidak pernah menjadi fenomena netral atau objektif, melainkan soal posisionalitas, soal dari mana orang berbicara, kepada siapa dan untuk tujuan apa.


Cultural studies tidak bisa membicarakan satu mazhab teori saja, dan ia tidak cukup dibicarakan hanya oleh satu mazhab. Terlebih lagi subjek kajiannya melintasi benua, negara, suku bangsa, golongan, kelas, kelompok, umur, jenis kelamin, ideologi, kekuasaan, dll., melintasi ruang-waktu dan fenomena-fenomena budaya lainnya yang mungkin sangat spesifik di suatu wilayah dan atau berlaku pada kurun waktu tertentu saja. Subjek-subjek ini sudah sejak lama menjadi wilayah disiplin ilmu-ilmu lain. Oleh karena itu cultural studies selalu merupakan bidang penelitian yang multi- dan post-disipliner.
Arena institusional utama bagi cultural studies adalah perguruan tinggi, dan dengan demikian cultural studies menjadi seperti disiplin akademis lain. Namun, dia mencoba membangun hubungan di luar institusi akademis, seperti dengan gerakan sosial dan gerakan politik, para pekerja dalam institusi-institusi budaya, dan manajemen budaya. Dalam buku ini dibahas berbagai fenomena budaya kontemporer seperti budaya televisi, sinetron, politisasi atas berita dunia, gaya rock, gaya punk, musik rap, musik pop, kerusuhan di kota-kota besar, budaya dan perilaku para imigran, pemusatan kepemilikan media, isu gender, globalisasi, multikulturalisme, dsb.
Buku ini banyak mengetengahkan karya cultural studies yang tengah berkembang di Inggris, Amerika Serikat, Daratan Eropa dan Australia, serta sedikit cultural studies yang berkembang di Asia, Afrika dan Amerika Latin, dengan eksplorasi teori dan referensi yang sangat kaya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar