Jumat, 17 Mei 2013

TEORI KRITIS JÜRGEN HABERMAS



Judul : Teori Kritis Jurgen Habermas
Judul asli: The Critical Theory of Jürgen Habermas
Penulis: Thomas McCarthy
Penerjemah: Nurhadi
Editor: Inyiak Ridwan Muzir
Tebal halaman: xiv, 554 hlm., indeks
Ukuran buku: 15,5 x 24 cm
ISBN: 979-3722-03-7

Harga buku: Rp. 90.000

Pemesanan : sms 085878268031/ WA 08886824445 / pin BB: 234FB00C/email : empu_online@yahoo.com/ empuonline@gmail.com/ twitter : @empuonline


Sinopsis

JÜRGEN HABERMAS ingin agar suatu teori tidak hanya sekadar menjelaskan hal-ihwal sedemikian rupa. Juga, menurut Habermas, seorang teoretisi seharusnya tidak hanya sekadar merenung di ruang perpustakaan lalu memberi saran penyelesaian masalah lewat publikasi tulisan. Hal terpenting yang luput dari cara seperti ini, menurut dia, adalah sisi praxis kehidupan.

Sayangnya, bagi Habermas, ilmu pengetahuan beserta teori-teorinya sudah terlanjur berada di menara gading dan ketika dilibatkan dalam praktik kehidupan sehari-hari, manusia malah terkurung oleh belitan rasionalitas yang menjadi landasan teori-teori tersebut. Mereka dibius oleh sebuah daya yang menempatkan tujuan di atas segala-galanya dan dibikin percaya bahwa yang mesti diusahakan adalah sarana dan cara mencapai yang seampuh-ampuhnya. Daya itu bernama rasionalitas bertujuan, ibu kandung dari teknologi yang sifatnya ideologis.
Memprihatinkan memang, dan itulah sebabnya Habermas mengidealkan suatu kondisi di mana manusia tak saling sikut dan gencet demi kepentingan dan tujuan instrumental masing-masing. Dia membayangkan masyarakat komunikatif tempat perbedaan kepentingan dibicarakan lewat cara-cara yang elegan dan tak menutup ruang gerak masing-masing pihak. Itu semua bisa berlangsung di ruang publik yang terbuka dan steril dari tekanan ideologi yang hanya meniupkan angin surga.
Agar kondisi itu terwujud, Habermas memeriksa syarat kemungkinan bagi sebuah teori yang merangkul sisi praxis, dia tidak mau teori tersebut mengandung ideologi yang memukau manusia, dan yang paling penting teori tersebut mesti mengkritisi dirinya terlebih dahulu sebelum mengarahkan pisau analisisnya kepada objek.
Tidakkah pendapat ini dilandaskan Habermas pada suatu sikap kritis, dan Teori Kritis yang diajukannya adalah teori yang selalu ingin mawas-diri?
Buku ini ingin menunjukkan secara detail bahwa memang demikianlah Habermas dengan teori kritisnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar