Judul asli: Theorie des Kommunikativen Handelns, Band I: Handlungsrationalität und gesellschaftliche Rationalisierung
Penulis: Jürgen Habermas
Penerjemah: Nurhadi
Editor: Inyiak Ridwan Muzir
Penerbit : Kreasi Wacana
Tebal halaman: lii, 524 hlm., indeks
Tebal halaman: lii, 524 hlm., indeks
Ukuran buku: 15,5 x 24 cm
ISBN: 979-3722-79-7
Harga buku: Rp.52.500
Pemesanan
: sms 085878268031/ pin BB: 234FB00C/email : empuonline@gmail.com/
Sinopsis
MODERNITAS perlu dikritik, karena membuat
dunia-kehidupan terjajah. Kebebasan dan keadilan, kebahagiaan dan realisasi-diri
yang dicita-citakan semakin menjauh, sementara manusia makin takluk oleh kuasa
ilmu pengetahuan dan teknologi. Anomi, alienasi, rancunya identitas dan
rapuhnya eksistensi adalah bukti yang tak bisa dipungkiri. Parahnya lagi,
tempat menggantungkan harapan nyaris tidak ada, sebab sumber daya kultural,
sosial dan politik dalam keadaan mandeg disumbat oleh daulat birokrasi dan
moneterisasi.
Dunia-kehidupan yang dirasionalisasi jadi
lahan berkembangnya aturan-aturan yang lebih biadab dibanding kolonialisme
politik. Ketika dunia-kehidupan dikelola oleh rasionalitas instrumental (instrumental rationality) dan
diperantarai oleh sarana rasional-bertujuan (purposive-rational
means), reproduksi simbolis jadi mandul, integrasi sosial dibikin luluh
lantak oleh sistem. Saat pegangan hidup yang lebih baik hakiki lapuk tak
berguna, segalanya terarah pada tujuan instrumental.
Mereka yang peka kemudian mengajukan tanya:
Bagaimana upaya dekolonialisasi dunia-kehidupan yang terjajah oleh hal-hal di
atas bisa dilakukan? Bagaimana membebaskannya dari “kerangkeng besi”
modernitas? Bagaimana manusia penghuninya bisa hidup dalam “terang” seperti
yang dibayangkan Pencerahan?
Dengan caranya sendiri, Habermas berupaya
menjawab pertanyaan ini secara teoretis. Langkah yang dia tempuh, pertama dan
utama sekali, adalah mengenali apakah sesungguhnya rasio itu, bagaimana
ragamnya, kemudian menyelidiki bagaimana proses rasionalisasi masyarakat
terjadi. Terakhir, dia mencoba menunjukkan rasio sebagai seperti apa yang bakal
tidak menjadikan masyarakat sebagai koloni. Sebuah rasionalitas yang akan
bekerja bagai seorang pengayom.
Tak lain dan tak bukan, rasio komunikatif-lah
yang dia tunjukkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar