Minggu, 12 Mei 2013

RUANG PUBLIK Sebuah Kajian Tentang Kategori Masyarakat Borjuis


Judul : RUANG PUBLIK Sebuah Kajian Tentang Kategori Masyarakat Borjuis    

Judul asli: The Structural Transformation of the Public Sphere: An Iquiry into a Category of Bourgeois Society
Penulis: Jürgen Habermas
Penerjemah: Yudi Santoso
Editor: Inyiak Ridwan Muzir
Tebal halaman: xviii, 358 hlm., indeks
Ukuran buku: 15,5 x 24 cm
ISBN: 979-3722-81-9

Harga buku: Rp. 75.000

Pemesanan : sms 085878268031/ pin BB: 234FB00C/email : empuonline@gmail.com/twitter : @empuonline
Sinopsis

HABERMAS dalam buku ini menyelidiki akar sosiologis dan historis terbentuknya apa yang saat ini kita kenal dengan Öffentlicheit atau ruang publik. Akar-akar tersebut dia lacak jauh sampai ke sejarah Prancis di penghujung Abad Tengah saat para bangsawan dan tuan tanah serta para satria sudah mengadakan pertemuan-pertemuan yang jadi cikal bakal bagi apa yang disebut ruang publik. Namun yang paling mengesankan dari kajian Habermas ini adalah bahwa ruang publik sesungguhnya terbentuk dari kedai-kedai minum di Eropa abad Pencerahan, karena di tempat-tempat seperti inilah para saudagar dan kelas menengah lainnya membicarakan persoalan bisnis mereka yang lambat laun berubah menjadi pembicaraan tentang masalah-masalah kemasyarakatan yang lebih luas. Di titik ini kita akan bertemu dengan apa yang dalam karya-karya Habermas belakangan disebut kepentingan. Persoalan-persoalan yang berkaitan dengan kepentingan mereka disebarluaskan melalui media cetak dengan cara-cara komunikasi yang belum ada sebelumnya. Para pembaca dapat langsung menangkap bahwa gagasan dan teori Habermas tentang komunikasi sebenarnya berawal dari kajiannya tentang media massa dan pola komunikasi dalam rangka meneliti perubahan struktural ruang publik kelas borjuis di Eropa ini.
Kehadiran buku ini dalam edisi Indonesia adalah demi memperkaya khazanah pengetahuan khalayak pembaca menyangkut demokrasi dan seluruh persoalannya. Demokrasi bisa lestari dan berkembang di sebuah ruang di mana kepentingan setiap pihak saling bertegangan, namun dikelola dengan cara dan media yang bisa diterima masing-masing pihak. Ruang publik yang diidealkan Habermas adalah ruang di mana setiap masalah bisa dikomunikasikan tanpa kendala, bukan ruang di mana segalanya jadi boleh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar