Judul : DILARANG GONDRONG ! Praktik Kekuasaan Orde Baru
terhadap Anak Muda Awal 1970-an
Penulis: Aria Wiratma
Yudhistira
Penerbit : Marjin Kiri
Kondisi : Baru
Harga buku: Rp 40.000
Pemesanan
: sms 08122742231/ pin BB: 234FB00C/email : empu_online@yahoo.com/
Sinopsis
"Kisah
memikat tentang munculnya anak muda sebagai kategori politik dan budaya
di masa Orde Baru. Mengambil tema gaya hidup yang sepenuhnya diabaikan dalam
studi sejarah konvensional di Indonesia, studi yang orisinal ini sanggup
mengupas kontradiksi dalam "politik anti-politik" Orde Baru.
Terobosan penting dalam studi sejarah sosial."
— Hilmar
Farid, Institut Sejarah Sosial Indonesia
Pada awal berdirinya Orde Baru,
musuh besar penguasa ternyata bukan hanya komunisme, melainkan… rambut
gondrong!
Persoalan yang sepertinya sepele
ini ternyata menyita perhatian khusus penguasa. Petinggi militer mengeluarkan
radiogram pelarangan rambut gondrong, bahkan Pangkopkamtib bicara mengenainya
di TVRI. Instansi publik menolak melayani orang-orang berambut gondrong.
Pelajar, mahasiswa, artis, dan pesepak bola dilarang gondrong. Razia dan denda
digelar di jalan-jalan, melibatkan anggota pasukan teritorial bersenjatakan
gunting, bahkan pernah dibentuk Bakoperagon (Badan Koordinasi Pemberantasan
Rambut Gondrong).
Pertanyaannya adalah: mengapa?
Mengapa Orde Baru begitu cemas akan rambut gondrong?
Dengan apik sejarawan muda Aria
Wiratma menelusuri kembali episode menggelikan sekaligus mengenaskan dalam
sejarah Indonesia ini, awal dari sikap paranoid rezim yang selalu melihat
rakyatnya sendiri sebagai ancaman.
"Pelarangan
rambut gondrong tahun 60-an dan 70-an bukan hanya soal perbedaan persepsi tua
versus muda, militer versus sipil, laki-laki versus perempuan, tetapi
menyangkut pula masalah praktik kekuasaan dan simbol perlawanan terhadap
kekuasaan tersebut. Mengapa penjahat yang ditangkap aparat keamanan kepalanya
digunduli ? Apakah ada anasir subversi bersembunyi di bawah rambut itu? Pada
era ’70-an biasanya perampok diberitakan berambut gondrong, tetapi sebaliknya
era ’90-an penculik para aktivis dikabarkan berambut cepak. Buku ini mengawali
diskusi tentang kuasa terhadap tubuh pria. Wacana yang patut didorong."
— Asvi Warman Adam, sejarawan
LIPI
Walahhh'' bener bangett ini....saya setuju sangath...
BalasHapuspingin deh beli buku ini...:D
silahkan bisa menghubungi kami di 08122742231/pin BB 234FB00C/email : empu_online@yahoo.com
BalasHapussalam mas/mba buku ini masih ada ga?
BalasHapus