Jumat, 31 Januari 2014

Intelektual Kolektif Pierre Bourdieu



Judul : Intelektual Kolektif Pierre Bourdieu
Penulis: Arizal Mutahir
Penerbit : Kreasi Wacana

Harga buku: Rp 50.000

Pemesanan : sms 085 878 26 80 31/ pin BB: 234FB00C/email : empu_online@yahoo.com/

Sinopsis

Globalisasi dianggap oleh Bourdieu mengancam otonomi intelektual. Menurutnya, globalisasi adalah universalisme palsu (fake universalism) yang melayani kepentingan kaum dominan dan ideologi neoliberal.
Ideologi neoliberal menjadikan dunia semakin komersial. Hal itu disokong oleh ‘hubungan haram’ antara kekuatan media, politik dan ekonomi. Intelektual makin terpinggirkan sedangkan para teknokrat, bankir, dan CEO perusahaan semakin berkuasa.

Untuk itu, Bourdieu menawarkan model gerakan perlawanan yang ia sebut “intelektual kolektif” (collective intellectual), yakni gerakan lintas budaya, bangsa, negara dan multidisipliner. Gerakan ini memiliki struktur bebas, jaringan informal, dan tidak terkonsenterasi di satu pusat. Model ini menekankan kemandirian dan keterlibatan politik kaum intelektual.


Tak sekadar berteori, dalam tataran praksis pun Bourdieu konsisten dengan keberpihakannya kepada kelas yang terdominasi. Pada 12 Desember 1995, ia turun dalam aksi pemogokan umum. Maret 1996, ia menandatangani petisi pembangkangan sipil melawan hukum Perancis yang memperketat legislasi imigrasi. Bahkan, ketika kaum pengangguran menduduki kampusnya pada 1998, ia justru memihak mereka.
Bourdieu juga mendukung intelektual Aljazair, menolak penghapusan subsidi atas nama pasar bebas, membela kaum tuna wisma, buruh, bahkan lesbian dan gay. Sikap politiknya yang cenderung menentang kebijakan pemerintah membuatnya diserang oleh media massa. Namun, ia tak surut karena menurutnya itulah yang harus dilakukan intelektual, yakni menjadi ‘juru bicara’ bagi kaum yang tertindas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar