Rabu, 25 Desember 2013

Materialisme Dialektis



Judul : Materialisme Dialektis
Penulis: Martin Suryajaya
Penerbit : Resist Book
Kondisi : Baru

Harga buku: Rp70..000

Pemesanan : sms 08122742231/ pin BB: 234FB00C/email : empu_online@yahoo.com/

Sinopsis

TESIS utama buku Martin Suryajaya yang berjudul Materialisme Dialektis: Kajian tentang Marxisme dan Filsafat Kontemporer adalah materialisme dialektis atau ekonomi sebagai satu-satunya epistemologi atau teori pengetahuan Marxisme yang sahih di mana setiap pemikiran yang mengklaim diri Marxis harus lulus dari ujian epistemologi dan metodologi materialisme dialektis atau ekonomi. Dengan kata lain, Materialisme Dialektis adalah rekonstruksi ulang teori pengetahuan Marxisme yang dicetuskan Vladimir I. Lenin lewat Materialisme dan Empirio-Kritisisme dengan memanfaatkan pemikiran Quentin Meillassoux dan Bertrand Russell.

Rekonstruksi materialisme dialektis Lenin menyangkut dua aspek. Pertama, rekonstruksi justifikasi realisme-epistemologis dari materialisme dialektis Lenin melalui pemikiran Quentin Meillassoux. Kedua, modifikasi metodologi dialektika pada materialisme dialektis Lenin dengan menginjeksikan doktrin relasi eksternal dari Bertrand Russell atas doktrin relasi internal dialektika versi Lenin.


Buku Materialisme Dialektis terbagi dalam tiga bagian yang berisi tujuh bab. Bagian pertama bertajuk Posisi berisi (1) Lenin dan Realisme serta (2) Meillassoux dan Materialisme Spekulatif’; bagian kedua bertajuk Kritik berisi (3) Mengenang Tran Duc Thao: Kritik atas Fenomenologi, (4) Hegemoni dan Strategi Liberal: Kritik atas Pasca-Marxisme, (5) Negara dan Perjuangan Kelas: Kritik atas Libertarian Sosial, serta (6) Roti Duniawi dan Roti Surgawi: Kritik atas Marxis-Otonomis; dan bagian ketiga bertajuk Problematisasi berisi (7) Marxisme dan Dilema Relasi Internal. Pada bagian akhir disertakan catatan Penutup berjudul `Materialisme Dialektis dan Gerakan Kiri di Indonesia,` yang merupakan pembumian argumentasi teoritis Materialisme Dialektis ke dalam realitas sosial-historis di Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar