Judul : GOOD CAPITALISM BAD
CAPITALISM
Kapitalisme Baik dan
Kapitalisme Buruk dan Ekonomi Pertumbuhan dan Kemakmuran
Penulis: Carl J. Schramm,
et.al
Penerbit : Gramedia Pustaka
Utama
Kondisi :Baru
Harga buku: Rp 120.000
Pemesanan
: sms 085 878 26 80 31/ pin BB: 234FB00C/email : empu_online@yahoo.com/
Sinopsis
Di banyak negara, kapitalisme selalu dicurigai. Dianggap
menjadi biang kerok segala kerusakan (budaya, alam, dan bahkan politik).
Ideologi ini juga yang dijadikan musuh bersama, oleh gerakan-gerakan anti
utang, anti ketergantungan, dan bahkan anti globalisasi. Seolah-olah,
kapitalisme hanya sebentuk wajah tunggal (monolitik). Padahal, sebagaimana
ideologi-ideologi lain yang dikenal di kolong langit ini, kapitalisme sekalipun
berwajah banyak. Terdapat sisi-sisi parsialitas yang berbeda, keunikan khas,
dan adaptasi serta pengembangan.
Dalam buku ini, misalnya, diperkenalkan istilah (dan juga
metode) kapitalisme kewirausahaan. Kurang lebih berarti: sistem perekonomian
yang bertumpu pada kehadiran inovasi —dan teknologi. Idealnya, kapitalisme
jenis ini melibatkan sebanyak mungkin pengusaha-pengusaha cerdas, dan berperan
sebagai inovator. Selebihnya, pengusaha pengekor (pedagang dan pebisnis
musiman), dibutuhkan seperlunya saja. Mengapa inovasi? Karena dunia selalu
bergerak dalam alur perubahan dan penuh ketidakpastian, maka hanya kaum
inovator saja yang bisa memandu ke arah kemajuan.
Kaum intelektual kritis, boleh kecewa dengan buku ini.
Karena tidak masuk ke seluk beluk paradigma dan wacana besar. Melainkan
membeber contoh faktual serta trend yang sedang berlangsung. Tipologi
kapitalisme yang diperkenalkan, juga semata-mata urusan bisnis dan dunia usaha
—-tidak menjangkau seluruh hal. Jauh berbeda, misalnya, dengan corak lain,
seperti Compasionate Capitalims (Kapitalisme berwajah manusiawi).
Optimisme
Kabar baik, sesungguhnya, terletak di penerbitan buku ini.
Kita harus menatap dengan lebih elegan. Bahwa perdebatan teoritik dan
ideologis, memang perlu. Tetapi tidak boleh menjadi wacana dominan. Saatnya
beralih ke keyakinan mendalam. Bahwa kecurigaan berlebih terhadap para
pengusaha, terhadap mentalitas entrepreneurship, seringkali berbau fobia.
Lantaran faktanya, negeri ini terpuruk dalam kemelut yang itu-itu juga.
Dalam buku ini, terpapar jelas, bahwa tumbuhnya kapitalisme
yang baik tidak butuh faktor-faktor yang kaku, melainkan bisa dihadirkan.
Pengalaman dari berbagai negara membuktikan, bahwa apapun kondisi sebuah
negara, toh bisa sukses dengan pilihan “mengembang-biakkan” kewirausahaan.
Sebaliknya, negara-negara yang memiliki anugerah berlimpah (modal alam,
misalnya), juga bisa gagal dalam desain pertumbuhan ekonominya.
Bukan Serakah
Di Indonesia, tetap saja lahir trauma besar. Meletakkan
anasir budaya, warisan lokal, dan “keragaman identitas”, dan sumber daya
manusia, sebagai sesuatu yang akan dihabisi oleh kapitalimse (dan para
pengusaha). Sebagaimana popularitas istilah yang salah kaprah, bahwa
kapitalisme itu rakus! Sementara buku ini berusaha meyakinkan bahwa kapitalisme
itu bagus. Apa buktinya?
Pertama, di mana-mana secara manusiawi orang membutuhkan
kemakmuran, atau katakanlah taraf hidup yang lebih baik. Dan para pengusaha-lah
yang bisa mewujudkan ini. Tanpa adanya wirausahawan, kata buku ini, maka setiap
gagasan yang baik, ide-ide yang baik, dan inovasi yang baik, hanya akan
menumpuk di dalam buku dan di dalam laboratorium. Sebab tak ada pihak yang
sanggup “menjual”, sebaik para wirausahawan.
Kedua, bukan asas materialisme yang menggerakan pertumbuhan
ekonomi, melainkan orang ingin hidup lebih berkualitas. Benar ada ancaman buruk
dari pertumbuhan ekonomi (kapitalis), seperti polusi, kerusakan alam, defisit
energi, dan dehumanisasi. Tetapi, dalam buku ini, terbukti bahwa dunia bergerak
ke arah sebaliknya. Dengan kemampuan kapital di tangan, orang semakin memiliki
kesempatan untuk mengikis semua dampak buruk ini.
Ketiga, optimalisasi sumber daya, hanya dimungkinkan ketika
sistem ekonomi yang berlaku menghargai semua ini. Manusia tidak bisa dihela
secara kaku, melainkan tumbuh dengan sukarela (dan keyakinan mencapai
kemakmuran). Bukan oleh kerangkeng ideologi yang membatasi naluri orang untuk
menjadi lebih makmur.
Kebutuhan
Memang tidak ada kontroversi dari buku ini. Karena hadir
dengan analisis dingin, jauh dari provokasi. Namun satu hal jelas, bahwa untuk
melipatgandakan jumlah dan mutu para pengusaha (kaum inovator itu), butuh
sejumlah prasyarat. Antara lain adalah: penghargaan terhadap hak cipta, sistem
hukum yang mendukung, pranata sosial yang stabil, dukungan negara, dan mengikis
faktor-faktor penghambat (seperti korupsi, kolusi, dan monopoli).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar