Kamis, 14 November 2013

POKOK-POKOK MATERIALISME HISTORIS



Judul :
POKOK-POKOK MATERIALISME HISTORIS
            Pandangan Marxis Terhadap Sejarah dan Politik
Penulis: Doug Lourimer
Penerbit : Bintang Nusantara
Kondisi : Baru

Harga buku: Rp. 60.000

Pemesanan :
sms 08122742231
pin BB: 234FB00C
email : empu_online@yahoo.com

Sinopsis

Tulisan ini dimaksudkan untuk memberikan pengantar tentang gambaran umum ide-ide dasar Materialisme historis—teori Marxis tentang sejarah manusia dan sejarah masyarakat.

Bagi Marxis, mempelajari sejarah manusia, tak bisa dipisahkan, berarti juga mempelajari sejarah masyarakat.  Menurut Karl Marx dan Frederick Engels, keberadaan manusia “dibedakan dengan binatang karena kesadarannya, karena agamanya atau karena hal-hal lainnya. Mereka mulai membedakan dirinya dengan binatang begitu mereka mulai bisa memproduksi bahan-bahan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.”[2] Jadi, apa yang membedakan manusia dengan binatang lainnya adalah karena, secara sadar, manusia memproduksi bahan-bahan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dengan menggunakan atau membuat alat produksi yang terbuat dari berbagai macam bahan. Tapi, agar bisa melakukannya, mereka harus secara sadar saling bekerjasama dengan sesamanya. Masyarakat, yang melibatkan kehidupan dan kerja bersama sebagai kelompok yang integratif, merupakan cerminan hasil pengerahan tenaga kerja dalam memproduksi makanan, pakaian dan tempat tinggal. Keharusan manusia untuk saling bekerjasama dalam memenuhi kebutuhannya merupakan landasan berdirinya masyarakat dan landasan sejarah manusia. Dalam konsepsi Marxis, hukum-hukum pokok kehidupan sosial adalah identik dengan hukum-hukum pokok yang mengatur sejarah manusia.

Pendekatan tersebut bertentangan secara tajam dengan pendekatan dominan “ilmu-pengetahuan” sosial borjuis, sebagaimana yang dipelajari dan diajarkan di lembaga-lembaga pendidikan borjuis. Hal tersebut menyebabkan “ilmu-pengetahuan” sosial borjuis memilah-milah ilmu sosial menjadi berbagai disiplin ilmu yang terpisah, tak ada kaitannya, misalnya dipilah-pilah menjadi arkeologi, antropologi sosial, ekonomi, ilmu politik, sejarah dan sosiologi. Bahkan, dalam disiplin-disiplin ilmu tersebut juga ada pemilahan-pemilahan lagi. Sehingga, misalnya, “sejarah” dibagi berdasarkan masanya, sejarah masa kuno, sejarah masa pertengahan dan sejarah modern, dan juga dibagi menjadi berbagai macam sejarah, sejarah politik, sejarah ekonomi, sejarah kebudayaan, sejarah masyarakat perkotaan, sejarah masyarakat pertanian, dan sebagainya. Sosiologi, sebagaimana yang didefinisikan oleh akademisi borjuis, dipahami sebagai “studi tentang asal-usul, perkembangan, organisasi, dan fungsi masyarakat manusia,” dan dipahami sebagai “ilmu tentang hukum-hukum pokok hubungan sosial”[3] yang dibagi menjadi lusinan cabang ilmu tersendiri, yang tak satu pun bisa mengungkapkan hukum-hukum pokok apa yang sebenarrnya mengatur asal-usul, perkembangan dan pengorganisasisan masyarakat manusia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar