POKOK-POKOK MATERIALISME HISTORIS
Pandangan Marxis Terhadap Sejarah
dan Politik
Penulis: Doug Lourimer
Penerbit : Bintang Nusantara
Kondisi : Baru
Harga buku: Rp. 60.000
Pemesanan
:
sms
08122742231
pin
BB: 234FB00C
email
: empu_online@yahoo.com
Sinopsis
Tulisan ini dimaksudkan untuk
memberikan pengantar tentang gambaran umum ide-ide dasar Materialisme
historis—teori Marxis tentang sejarah manusia dan sejarah masyarakat.
Bagi Marxis,
mempelajari sejarah manusia, tak bisa dipisahkan, berarti juga mempelajari
sejarah masyarakat. Menurut Karl Marx dan Frederick Engels, keberadaan
manusia “dibedakan dengan binatang karena kesadarannya, karena agamanya atau
karena hal-hal lainnya. Mereka mulai membedakan dirinya dengan binatang begitu
mereka mulai bisa memproduksi bahan-bahan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.”[2] Jadi,
apa yang membedakan manusia dengan binatang lainnya adalah karena, secara
sadar, manusia memproduksi bahan-bahan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dengan
menggunakan atau membuat alat produksi yang terbuat dari berbagai macam bahan.
Tapi, agar bisa melakukannya, mereka harus secara sadar saling bekerjasama
dengan sesamanya. Masyarakat, yang melibatkan kehidupan dan kerja bersama
sebagai kelompok yang integratif, merupakan cerminan hasil pengerahan tenaga
kerja dalam memproduksi makanan, pakaian dan tempat tinggal. Keharusan manusia
untuk saling bekerjasama dalam memenuhi kebutuhannya merupakan landasan
berdirinya masyarakat dan landasan sejarah manusia. Dalam konsepsi Marxis,
hukum-hukum pokok kehidupan sosial adalah identik dengan hukum-hukum pokok yang
mengatur sejarah manusia.
Pendekatan tersebut
bertentangan secara tajam dengan pendekatan dominan “ilmu-pengetahuan” sosial
borjuis, sebagaimana yang dipelajari dan diajarkan di lembaga-lembaga
pendidikan borjuis. Hal tersebut menyebabkan “ilmu-pengetahuan” sosial borjuis
memilah-milah ilmu sosial menjadi berbagai disiplin ilmu yang terpisah, tak ada
kaitannya, misalnya dipilah-pilah menjadi arkeologi, antropologi sosial,
ekonomi, ilmu politik, sejarah dan sosiologi. Bahkan, dalam disiplin-disiplin
ilmu tersebut juga ada pemilahan-pemilahan lagi. Sehingga, misalnya, “sejarah”
dibagi berdasarkan masanya, sejarah masa kuno, sejarah masa pertengahan dan
sejarah modern, dan juga dibagi menjadi berbagai macam sejarah, sejarah
politik, sejarah ekonomi, sejarah kebudayaan, sejarah masyarakat perkotaan,
sejarah masyarakat pertanian, dan sebagainya. Sosiologi, sebagaimana yang
didefinisikan oleh akademisi borjuis, dipahami sebagai “studi tentang
asal-usul, perkembangan, organisasi, dan fungsi masyarakat manusia,” dan
dipahami sebagai “ilmu tentang hukum-hukum pokok hubungan sosial”[3] yang dibagi
menjadi lusinan cabang ilmu tersendiri, yang tak satu pun bisa mengungkapkan
hukum-hukum pokok apa yang sebenarrnya mengatur asal-usul, perkembangan dan
pengorganisasisan masyarakat manusia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar