Judul : Redefinisi Subjek dalam
Kebudayaan
Penulis: Thomas Kristiatmo
Penerbit : Jalasutra
Kondisi : Baru
Harga buku: Rp 40.000
Pemesanan
: sms 08122742231/ pin BB: 234FB00C/email : empu_online@yahoo.com/
Sinopsis
SAAT ini kita sering mendengar berbagai klaim
yang menyatakan matinya segala sesuatu: matinya ekonomi, matinya ideologi,
matinya filsafat, matinya sastra, dan yang paling provokatif adalah klaim bahwa
"Subjek sudah coati". Klaim tersebut bisa berbentuk otonomi `tulisan'
(Derrida, Barthes), atau kepentingan berbagai 'struktur kekuasaan' (Foucault),
maupun 'tubuh tanpa organ' (Deleuze & Guattari). Wacana-wacana semacam ini
kemudian berkembang dalam berbagai kerumitan abstraksinya.
Dalam situasi seperti itu, tampillah Slavoj Zizek
yang malah membetot kembali segala wacana rumit tersebut kembali ke kehidupan
nyata sehari-hari. Zizek berbicara ihwal 'subjek' Berta mendudukannya kembali
sebagai sentral. lbarat senjata makan tuan, Zizek melakukan pembalikan tersebut
justru dengan menggunakan pemikiran yang telah menyebabkan kematian subjek itu
sendiri, yaitu tradisi Strukturalisme.
Sebagai pemikir yang melawan arus, Zizek
seringkali hanya dipandang sebagai figur eksentrik atau reaksioner, dengan gaga
menulis yang genit. Zizek memang gemar bicara tentang perkara teoretis yang
sublim dan pelik dengan memadukannya pada berbagai gejala budaya pop. Misalnya
membahas dekonstruksi filosofis dengan mengaitkannya pada film Alien'; semacam
bicara ihwal musik klasik dengan mengacu pada dangdut. Buku ini merupakan
sebuah upaya fasih dan renyah untuk menampilkan pemikiran yang ditawarkan Zizek
secara ringkas, padat namun cukup menyeluruh. Penulisnya, Thomas Kristiatmo,
berhasil mencairkan kerumitan wacana Lacanian pada karya-karya Zizek, menyiangi
segala kegenitannya yang talk perlu dan lantas secara kritis dan kreatif
mendudukannya pada konteks permasalahan budaya hari ini.
Buku ini penting bagi mereka yang ingin melangkah
keluar dari belenggu wacana postrukturalisme atau postmodernisme, yang memang
cenderung berjalan berputar-putar di tempat. Dan di negeri ini orang memang
sedang heboh berebut untuk berperan dan dianggap sebagai subjek, sementara
otoritas kebudayaan yang menyediakan pola dasar artikulasinya justru sedang
berantakan, buku Kristiatmo ini memungkinkan pencerahan tersendiri. (Bambang
Sugiharto)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar