Penulis: Arizal Mutahir
Penerbit : Kreasi Wacana
Harga buku: Rp 50.000
Pemesanan
: sms 085 878 26 80 31/ pin BB: 234FB00C/email : empu_online@yahoo.com/
Sinopsis
Globalisasi dianggap oleh Bourdieu mengancam
otonomi intelektual. Menurutnya, globalisasi adalah universalisme palsu (fake
universalism) yang melayani kepentingan kaum dominan dan ideologi
neoliberal.
Ideologi neoliberal menjadikan dunia semakin
komersial. Hal itu disokong oleh ‘hubungan haram’ antara kekuatan media,
politik dan ekonomi. Intelektual makin terpinggirkan sedangkan para teknokrat,
bankir, dan CEO perusahaan semakin berkuasa.
Untuk itu, Bourdieu menawarkan model gerakan
perlawanan yang ia sebut “intelektual kolektif” (collective intellectual),
yakni gerakan lintas budaya, bangsa, negara dan multidisipliner. Gerakan ini
memiliki struktur bebas, jaringan informal, dan tidak terkonsenterasi di satu
pusat. Model ini menekankan kemandirian dan keterlibatan politik kaum
intelektual.
Tak sekadar berteori, dalam tataran praksis pun
Bourdieu konsisten dengan keberpihakannya kepada kelas yang terdominasi. Pada
12 Desember 1995, ia turun dalam aksi pemogokan umum. Maret 1996, ia
menandatangani petisi pembangkangan sipil melawan hukum Perancis yang
memperketat legislasi imigrasi. Bahkan, ketika kaum pengangguran menduduki
kampusnya pada 1998, ia justru memihak mereka.
Bourdieu juga mendukung intelektual Aljazair,
menolak penghapusan subsidi atas nama pasar bebas, membela kaum tuna wisma,
buruh, bahkan lesbian dan gay. Sikap politiknya yang cenderung menentang
kebijakan pemerintah membuatnya diserang oleh media massa. Namun, ia tak surut
karena menurutnya itulah yang harus dilakukan intelektual, yakni menjadi ‘juru
bicara’ bagi kaum yang tertindas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar