Penulis: Drs.Warto, M.Hum
Kata pengantar : Prof. Dr.
Djoko Suryo
Penerbit : Pustaka Cakra
Surakarta
Harga buku: Rp 75.000
Pemesanan
: sms 08122742231/ pin BB: 234FB00C/email : empu_online@yahoo.com/
Sinopsis
Terjadinya degradasi lingkungan
hutan di Indonesia sudah berlangsung sejak lama dan mempunyai akar sejarah yang
panjang. Rusaknya lingkungan hutan telah mengancam hilangnya sumber daya
subsustensi penduduk dan kelestarian ekosistem secara keseluruhan. Dalam
konteks tersebut ada semacam ironi yang kita lihat dalam kehidupan penduduk
yang tinggal di sekitar hutan. Di satu sisi, mereka hidup berdampingan
dengansumber daya alam yang cukup melimpah sehingga memberi kemungkinan lebih
besar untuk mencukupi kebutuhan hidupnya. Namun disisi lain, mereka ternyata
tidak selamanya dapat mengakses dan memanfaatkannya secara bebas karena adanya
hegemoni kekuatan besar. Terdapat pola sejarah yang hampir tidak berubah yaitu
kemiskinan justru terjadi pada masyarakat yang bermukim dekat dengan sumber
ekonomi yang melimpah.
Buku ini secara jelas menunjukkan
terjadinya proses degradasi lingkungan hutan dan kemiskinan di Karesidenan
Rembang selama paro pertama abad ke-19. Ketika Deandles berkuasa (1808-1811)
telah terbentuk semacam Departemen Kehutanan yang berfungsi mengelola hutan di
Jawa. Lembaga ini merupakan manifestasi dari “paham domein” yang menegaskan
bahwa negara menjadi penguasa tunggal seluruh kekayaan hutan. Melalui birokrasi
dan undang-undang, pemerintahan kolonial mempunyai instrumen untuk
mengekspoitasi hutan melalui kerja wajib Blandong. Sejak itulah hak-hak
tradisional penduduk atas hutan dihancurkan dan terjadilah proses deprivasi
relatif yang mendorong munculnya gerakan-gerakan resistensi di pedesaan
Rembang. Kerja wajib blandong memberi pelajaran berharga bagi kita bahwa
ekspoitasi hutan oleh negara yang hanya menekankan pada pendekatan ekonomik materialistik
tanpa memperhatikan hak-hak penduduk telah mempercepat proses terjadinya
degradasi lingkungan hutan dan kemiskinan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar