Penulis: Francis Wahono
Penerbit : Cinde Books
Kondisi: Baru
Harga buku: Rp. 45.000
Pemesanan
: sms 085878268031/ pin BB: 234FB00C/email : empu_online@yahoo.com/
Sinopsis
Kerusakan lingkungan hidup sudah
sedemikian rupa sehingga kita tak lagi perlu berdebat mengenai akibat
negatifnya, menyebut tiga diantara banyak adalah: hilangnya keanekaragaman
hayati, berulangnya kejadian bencana alam, dan pemanasan global.
Diskusi-diskusi dan usaha untuk menurunkan emisi gas-gas karbon, oktan dan
sebagainya yang disebabkan oleh penurunan mutu lingkungan dan kerusakan hutan,
telah menggarisbawahi penting dan mendesaknya langkah-langkah pemulihan yang
harus diambil.
Benar pada saat ini diskusi
seolah diarahkan ke ranah internasional dengan kata kunci ’common but differentiated sesponsibility’ (komitmen sama namun beda
tanggungjawab). Tukang memproduksi polusi dari belahan bumi utara harus
membayar, dalam bentuk uang dan teknologi, lebih dari pada tanggung jawab
menyebar polusi dari belahan bumi selatan. Dalam hal polutan industri Cina dan
India dimasukkan ke belahan bumi utara. Industrialisasi merupakan biang utama
pencipta polusi. Uang dan teknologi dapat saling ditukar-dagangkan antar
Negara, di tingkak internasional maupun antar bebadan komunitas sipil nasional.
Tak dapat disangkal, kerja mulia paling besar dalam
hal pelestarian keanekaragaman hayati dan dampak ikutannya dalam menurunkan
efek pemanasan global, atau efek rumah kaca (ERK), akhirnya dibebankan pada
tingkat lokal, komunitas, khususnya komunitas bawah, akar rumput, termasuk
didalamnya komunitas hukum adat. Merekalah sebenarnya yang menjadi soko-guru
atau pilar sukses-tidaknya pembangunan berkelanjutan atau ekonomi hijau. Namun
tidak jarang justru merekalah yang ditinggalkan atau bahkan malah dipinggirkan
dalam perhelatan nasional dan internasional. Buku ini berbicara mengenai
inisiatif-inisiatif komunitas lokal dan syarat-syaratnya agar mereka semakin
diperkuat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar