Jumat, 20 November 2015

MENGGUGAT BUDAYA PATRIARKHI




Judul : MENGGUGAT BUDAYA PATRIARKHI
Editor: Muhadjir Darwin dan  Tukiran
Penerbit : PPK UGM dan Ford Fondation
Kondisi : Segel (Buku Baru Stok Lama)

Harga buku: Rp. 75.000

Pemesanan : sms 085878268031/ WA 08886824445 / pin BB: 234FB00C/email : empu_online@yahoo.com/ empuonline@gmail.com/ twitter : @empuonline

                                                                           TERJUAL


Sinopsis

Perbedaan peran gender yang ada di Indonesia merupakan masalah ketidakadilan sosial yang menempatkan perempuan sebagai korban utamanya. Hal ini terjadi bukan hanya karena masalah antarindividu, akan tetapi merupakan proses konstruksi sosial. Dengan berbagai cara, perbedaan peran gender dikondisikan  oleh tatanan masyarakat Indonesia yang patriarkhis.  Perlawanan kaum feminis terhadap  kultur patriarkhis dapat disejajarkan dengan perjuangan orang kulit hitam melawan kebijakan apartheid di Amerika Serikat dan Afrika Selatan. Ketika itu, perjuangan menuntut kesamaan hak tidak hanya didukung oleh seorang kulit hitam yang merasa diperlakukakan secara diskriminatif oleh bangsa kulit putih, tetapi juga oleh sejumlah tokoh kulit putih yang sadar bahwa sikap diskriminatif seperti itu tidak manusiawi dan tidak adil.

Saat ini perjuangan ke arah kesetaraan gender tidak hanya dilakukan oleh kaum perempuan feminis, tetapi banyak didukung oleh kaum laki-laki profeminis. Perjuangan ini memang bukan perang antara perempuan dan laki-laki, tetapi merupakan pembentukan wacana, antara wacana hegemoni dengan wacana kesetaraan.Tidak semua laki-laki berpihak pada wacana hegemoni, seperti juga tidak semua wanita berpihak pada wacana kesetaraan. Dengan demikian objek perlawanan di sini bukanlah laki-laki, tetapi kultur partiarkhi yang secara umum telah terkonstruksi baik pada diri laki-laki maupun perempuan.

Usaha untuk meruntuhkan struktur partriarkhi dapat dilakukan melalui transformasi sosial, yaitu perombakan struktur sosial yang ada sekarang ini. Sayangnya perjuangan kearah kesetaraan gender masih menjadi wacana di kalangan akademisi dan organisasi sosial pemerhati masalah perempuan. Untuk itu perlu segera dilakukan upaya memerangi ketidakadilan sosial berdasarkan identitas gender ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar