Kamis, 28 November 2013

Antropologi Marx



Judul : Antropologi Marx
Penulis: Dede Mulyanto
Penerbit : Ultimus
Kondisi : Baru

Harga buku: Rp. 45.000

Pemesanan : sms 08122742231/ pin BB: 234FB00C/email : empu_online@yahoo.com/

Sinopsis

Tiga puluh tahun lebih propaganda rezim orde baru dan teror-teror lanjutan yang masih saja muncul hingga belakangan ini, betul-betul membikin ilmuwan sedikit gentar atau malah jadi tidak peduli menulis atau mengaitkan Marx dengan teori-teori di dalam disiplin ilmunya meski demi kepentingan keilmuan. Keterbukaan pascareformasi belum menunjukkan betul-betul kesadaran orang akan perbedaan mendasar Marxisme sebagai ideologi politik dan sebagai paradigma ilmu.
Buku ini mencoba mengisi kekosongan perian tentang sumbangsih pemikiran Karl Marx terhadap antropologi sosial pada khususnya dan ilmu sosial pada umumnya. Dengan menggunakan kerangka atau model penulisan Sejarah Teori Antropologi, buku ini pertama-tama akan memaparkan sejarah hubungan antara Karl Marx dan Marxisme dengan antropologi serta sumbangsih yang bisa diambil dari dan oleh kedua-dua pihak. Juga diulas beberapa konsep dan teori pokok Marx yang berguna di dalam analisis antropologis.

KAPITALISME : Perspektif Sosio-Historis



Judul : KAPITALISME : Perspektif Sosio Historis
Penulis: Dede Mulyanto
Penerbit : Ultimus
Kondisi: Baru

Harga buku: Rp. 30.000

Pemesanan : sms 08122742231/ pin BB: 234FB00C/email : empu_online@yahoo.com/

Sinopsis

Sebagai sistem perekonomian paling dominan sekarang ini, kapitalisme tidak hanya mempengaruhi cara bagaimana kegiatan produksi, distribusi, pertukaran, dan konsumsi barang pemenuh kebutuhan hidup diorganisasi. Kapitalisme juga meresap ke dalam hampir semua aspek kehidupan. Karena begitu dominan, kapitalisme tidak hanya tampak rasional, tetapi juga alamiah. Kapitalisme menjadi semacam bahasa universal sekarang ini. Ia menjadi panduan untuk mendefinisikan banyak hal: susunan keluarga yang sesuai, nilai sosial yang layak dituju di dalam hidup, hal yang layak diperjualbelikan, lembaga pendidikan yang baik, sistem politik, dan sebagainya.
Pertanyaannya, apakah kapitalisme sekadar perekonomian penimbunan kekayaan demi kekayaan itu sendiri saja? Apakah yang membedakan kapitalisme dengan sistem perekonomian lainnya? Lebih lanjut, karena inti perekonomian kapitalisme ialah kapital, apa itu sebetulnya kapital? Apakah ia sekadar kumpulan harta dalam bentuk uang atau barang yang diperoleh dari kegiatan usaha? Bagaimana kapital tercipta dan terakumulasi? Apa saja tampilan historis akumulasi kapital? Pertanyaan-pertanyaan ini merupakan kunci memahami kapitalisme, karena seberapa besarnya pun perubahan tampilan luar kapitalisme hingga sekarang ini, dua ciri mendasarnya belumlah berubah.

Korporasi dan Politik Perampasan Tanah



Judul : Korporasi dan Politik Perampasan Tanah
Penulis: Laksmi A. Savitri
Penerbit : Insist
Kondisi : Baru

Harga buku: Rp 35.000

Pemesanan : sms 08122742231/ pin BB: 234FB00C/email : empu_online@yahoo.com/

Sinopsis

Ada alternatif lain untuk kemajuan, selain pembangunan pertanian industrial yang hanya menguntungkan investor besar. Berbagai teladan yang ditunjukkan oleh komunitas di Makaling dan Selil, atau contoh keberanian dan ketekunan seorang bapa dan mama di tengah berbagai kondisi sulit, seperti di Zanegi dan Wayau, seakan memberikan harapan bahwa masih ada jalan lain menuju terang. Alternatif inilah yang selaiknya terus digali, diuji coba, dan dikembangkan sebagai upaya untuk memastikan proses perubahan yang mendudukkan orang Marind dan Papua pada umumnya sebagai penentu dan pemilik masa depan mereka sendiri

Membangun Good Governance di Desa


Judul : Membangun Good Governance di Desa
Penulis: AAGN Ari Dwipayana dan Sutoro Eko (Ed.)
Penerbit : IRE Press

Harga buku: Rp 35.000

Pemesanan : sms 08122742231/ pin BB: 234FB00C/email : empu_online@yahoo.com/ 
TERJUAL

Sinopsis

Apa manfaat yang bisa diperoleh apabila proses desentralisasi berjalan serentak dengan pengadopsian prinsip good governance? Secara normatif, desentralisasi bisa mendorong good governance, karena dia hendak mendekatkan negara ke masyarakat dalam urusan lokal, yang bakal mendorong transparansi, akuntabilitas dan responsivitas pemerintah lokal.

Di sisi lain good governance, secara normatif, bakal mendorong praktek desentralisasi menjadi lebih otentik dan bermakna bagi masyarakat lokal. Dengan demikian, penerapan good governance di desa dapat menjadi solusi terhadap bad governance yang sudah lama diwarisi dari tradisi Orde Baru.

Buku ini menawarkan dua substansi penting, yakni merajut dialektika antara teorisasi good governance dengan konteks perubahan pemerintahan desa di era reformasi. Sedangkan dari sisi advokasi, menawarkan kerangka preskripsi dan agenda aksi untuk pembaharuan pemerintah desa.

Selasa, 26 November 2013

REVITALISASI KEARIFAN LOKAL



Judul : REVITALISASI KEARIFAN LOKAL Studi Resolusi Konflik di Kalimantan Barat, Maluku dan Poso
Penulis: Tamrin Amal Tamagola dkk
Penerbit : ICIP
Kondisi : Baru

Harga buku: Rp 40.000

Pemesanan : 
sms 08122742231/ pin BB: 234FB00C/ email : empu_online@yahoo.com

Sinopsis

Apakah wacana tentang kehebatan pranata-pranata adat itu ‘lebih indah dari warna aslinya’, mengingat  masyarakat didaerah–daerah konflik sudah berubah, dan pihak-pihak yang terlibar dalam konflik juga sudah semakin majemuk? Majemuk bukan hanya dalam arti etno linguistik dan etno relijius, tapi majemuk dalam arti, yang bertikai bukan hanya kelompok-kelompok dalam masyarakat, tapi juga sudah melibatkan aktor-aktor negara.

Kearifan lokal memberikan ‘warna’ kebersamaan bagi sebuah komunitas, sehingga warna budaya yang bertujuan untuk menghadirkan perdamaian sebagai sebuah collective conciousness sebagai warga masyarakat bahwa keharmonisan hidup adalah nilai pemersatu yang memberikan makna kepada sebuah kelompok masyarakat. Ketika aspek-aspek kebudayaan lokal itu digali dan ditawarkan kepada masyarakat diharapkan mereka dapat menemukan kediriannya (self), yang sementara dikoyak oleh perbedaan dan konflik.

Pengelolaan konflik perlu initik mengupayakan agar konflik gagasan, konflik sikap dan konflik kepentingan tidak terlanjur pecah menjadi konflik dengan kekerasan (viollence conflic). Hal yang tidak diinginkan adalah konflik dengan kekerasan bukan konflik itu sendiri.